Menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan

Memo Konselor : Kadang masalah adalah sahabat terbaikmu. Mereka buatmu jadi lebih kuat, dan buatmu menempatkan Tuhan di sisimu yang paling dekat.

Kompetensi konselor profesional di jenjang pendidikan formal

Memo Konselor : Jadilah dinding yang kuat ketika masa-masa sulit. Jadilah matahari yang tersenyum, ketika masa-masa indah.

Memahami secara mendalam konseli yang dilayani

Memo Konselor : Jangan pernah menyerah, perbaiki kesalahan, dan teruslah melangkah.

Menguasai landasan dan kerangka teoritik bimbingan dan konseling

Memo Konselor : Jangan menyalahkan masa lalu anda, karena masa lalu tidak akan pernah berubah.

Mengembangkan pribadi dan profesionalitas konselor secara berkelanjutan

Memo Konselor : Masalah adalah sahabat terbaikmu. Dia menjadikanmu lebih kuat dan lebih mengerti tentang kehidupan.

Friday 2 September 2016

KESULITAN BELAJAR SISWA

A.      Memahami Arti Kesulitan Belajar ( Learning Disorders )
Setiap anak adalah unik. Dikatakan unik karena mereka tidaklah sama. Ada anak yang cepat menangkap respons dari luar, tetapi tidak sedikit juga yang lambat. Mereka memiliki alur perkembangan yang berbeda satu sama lain. Inilah yang dinamakan proses keseimbangan kehidupan. Karena itu pula kita sering mendengar para orangtua mengeluhkan anaknya yang mengalami kesulitan dalam belajar. Meskipun memang tidak sedikit anak yang lancar-lancar saja saat menuntut ilmu. Pertanyaannya adalah mengapa mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Rasanya sulit sekali mencerna apa yang diterangkan guru. Jangankan yang dipelajari kemarin, yang baru diberikan saja sudah menguap sebelum sempat ‘mengendap’ di kepala.
Kesulitan belajar pada anak sangat erat kaitannya dengan pencapaian hasil akademik juga aktivitas sehari-hari. Karena itu, tak jarang para orangtua begitu mengkhawatirkan masalah ini. Marilah kita pahami mengapa semua itu biasa terjadi.
 1.    Makna Kesulitan Belajar ( Learning Disability )
Kesulitan belajar terdiri dari dua kata, yaitu kesulitan dan belajar. Seseorang dikatakan telah belajar  apabila pada dirinya terjadi perubahan tertentu. Dengan kata lain, belajar merupakan suatu  perubahan tingkah laku pada diri seseorang melalui suatu proses tertentu. Namun demikian, tidak  semua perubahan tingkah laku itu disebabkan oleh hasil belajar, tetapi juga disebabkan oleh proses  alamiah atau keadaan sementara pada diri seseorang. Sedangkan kesulitan berarti kesukaran, kesusahan, keadaan atau sesuatu yang sulit. Kesulitan merupakan suatu kondisi yang memiliki gangguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman penggunaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau menghitung.
Selain itu kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang ditetapkan, baik berbentuk sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil belajar. Dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan beragam gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis dan berhitung karena faktor internal individu itu sendiri, yaitu disfungsi minimal otak. Kesulitan belajar bukan disebabkan oleh faktor eksternal berupa lingkungan, sosial, budaya, fasilitas belajar dan lain-lain.
Oleh karena itulah anak yang mengalami kesulitan belajar, akan sukar dalam menyerap materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga ia akan malas dalam belajar. Selain itu anak tidak dapat menguasai materi, bahkan menghindari pelajaran, mengabaikan tugas-tugas yang diberikan guru, sehingga terjadi penurunan nilai belajar dan prestasi belajar menjadi rendah.

2.    Macam-macam Kesulitan Belajar
a.    Dilihat dari jenis kesulitan belajar
-       Ada yang berat
-       Ada yang sedang
b.    Dilihat dari bidang studi yang dipelajari
-       Ada yang sebagian bidang studi
-       Ada yang keseluruhan bidang studi
c.    Dilihat dari sifat kesulitannya
-       Ada yang sifatnya permanen atau tetap
-       Ada yang sifatnya hanya sementara
d.   Dilihat dari segi faktor penyebabnya
-       Ada yang karena faktor inteligensi
-       Ada yang karena faktor non inteligensi

 3.    Faktor Penyebab Kesulitan Belajar 
Fenomena kesulitan belajar seorang anak biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) anak seperti kesukaan berteriak didalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah dan gemar membolos.
      Pada dasarnya seorang anak memilki masalah besar yang tampak jelas dimata orang tua dalam kehidupannya :
a.    Out of Law (tidak taat aturan), seperti susah belajar, susah menjalankan perintah dan sebagainya.
b.    Bad Habit (kebiasaan jelek) misalnya, suka jajan, merengek, suka ngambek dan lain-lain.
c.    Maladjustmen (penyimpangan perilaku)
d.    Pause playing Delay (Masa bermain yang tertunda)
Penting untuk diingat adalah bahwa faktor utama yang memengaruhi kesulitan belajar pada anak adalah berasal dari dalam diri anak sendiri (internal). Anak mengalami gangguan secara internal seperti gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH).
Ciri-ciri anak yang sulit memusatkan perhatian biasanya ceroboh, sulit berkonsentrasi, seperti tidak mendengarkan bila diajak bicara, gagal menyelesaikan tugas, sulit mengatur aktivitas, mengindari tugas yang memerlukan pemikiran, kehilangan barang-barang, perhatian mudah teralih dan pelupa. Anak tidak mampu untuk berkonsentrasi pada satu pekerjaan tertentu (gangguan atensi). Untuk apa ia melakukan pekerjaan itu juga tidak dipahami. Oleh karena itu, untuk anak usia sekolah, saat menyimak pelajaran yang diberikan guru, anak dengan gangguan pemusatan perhatian tidak dapat mengerti apa yang diterangkan gurunya.
Gangguan pemusatan perhatian ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu adanya kelainan anatomis terutama pada otak besar bagian depan (lobus frontalis); gangguan neurotransmiter meliputi neurotransmiter noradrenergik/norepinefrin, dopamine, serotonin sebagai akibat dari penggunaan berbagai obat kimia; faktor genetik seperti saudara kandung; adanya kelainan fungsi inhibisi perilaku dan control diri; efek dari adanya infeksi bakteri, cacingan, keracunan logam dan zat berbahaya (Pb, CO,Hg), gangguan metabolisme, gangguan endoktrin, diabetes dan gangguan pada otak; penyakit keturunan; gangguan integrasi sensorik dan perspesi; gaya hidup yang tidak sehat seperti mengonsumsi minuman berkafein yang berlebihan (kopi, the, cokelat, cola dsb), pola makan dengan gizi tak seimbang serta kuantitas dan kualitas tidur yang kurang memadai; pola kehidupan yang kurang disiplin.
Sedangkan ciri-ciri dari hiperaktivitas adalah terus-menerus bergerak, memainkan jari atau kaki saat duduk, sulit duduk diam dalam waktu yang lama, berlarian atau memanjat secara berlebihan yang tidak sesuai dengan situasi atau berbicara berlebihan, impulsivitas dalam perilaku yang berlangsung menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan, sulit menunggu giliran dan senang menginterupsi atau menggangu orang lain.
Perlu diingat bahwa gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas bukanlah merupakan suatu penyakit. Hanya sebagai gejala dari sesuatu. Sama halnya dengan pusing. Pusing bukanlah termasuk jenis penyakit, tetapi sebagai gejala dari penyakit. Pusing bisa merupakan gejala influenza. Juga bisa disebabkan terlambat makan, tekanan darah yang terlalu tinggi atau rendah. Atau, bahkan bisa merupakan gejala tumor otak. Memberikan satu obat yang sama untuk semua gejala pusing, jelas tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan dapat memperburuk kondisi pasien.
Begitu juga dengan gangguan pemusatan perhatian. Tidaklah tepat bila memberikan obat atau pendekatan yang sama kepada semua anak yang mengalami GPPH tanpa memahami terlebih dahulu penyakit atau gangguan yang melatarbelakanginya

Wednesday 24 August 2016

VIDEO MOTIVASI

BK MTs Al-Khoirot

Program BK Mts Al-Khoirot

BK MTs Al-Khoirot Telah Menggunakan Beberapa Aplikasi Need Assesmen
yang praktis dan simpel

1. Aplikasi AGENDA BK

  


2. Smart Aplikasi BK



 
3. Aplikasi Rekomendasi peminatan


 

 4. Aplikasi Alat Ungkap Gaya Belajar Siswa
  
5.Aplikasi Alat Ungkap Minat Siswa

  

6.Aplikasi Rekap Absensi Siswa
 Aplikasi Rekap Absensi Siswa Otomatis

BK MTs Al-Khoirot

BK MTs Al-Khoirot berbasis IT

Smart aplikasi di MTs Al Khoirot adalah sebuah aplikasi yang dirancang untuk membantu guru Bimbingan Konseling ( BK ) di MTs Al-Khoirot dalam merencanakan serta menyusun Program Bimbingan Konseling sesuai dengan Kurikulum 2013, Aplikasi ini dapat berfungsi untuk menyusun program Tahunan, Program Semester, Program Bulanan dan Program Mingguan. Meskipun dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 111 Tahun 2014, program BK hanya mengenal Program Tahunan dan Program Semester, anda dapat menyesuaikan penggunaan apliksi ini,
        Aplikasi ini berfungsi untuk menyusun Program Bimbingan Konseling berbasis kebutuhan siswa (need assesment ), dengan jumlah siswa maksimal 40 siswa perkelas / rombel

        Aplikasi ini sangat dibutuhkan karena berguna untuk merencanakan serta menyusun Program Bimbingan Konseling dan pendukung program lainnya, yang meliputi :

  1. Program Tahunan
  2. Program Semester Gasal
  3. Program Semester Genap
  4. Program Bulanan 
  5. Program Mingguan
  6. Cover Program BK
  7. Analisa Data
  8. Data Persiswa
  9. Data Perbutir Pernyataan
  10. Daftar Siswa Asuh
  11. Program / Jadwal Bimbingan Kelompok
  12. Program / Jadwal Konseling Individu / Pribadi
  13. Format Lapelprog semester gasal dan Genap
  14. Catatan Siswa
  15. Penyusunan Silabus
  16. Penyusunan RPL



Data Base Terintegrasi MTs Al-Khoirot

 Tugas seorang guru BK / Konselor di sekolah tidak hanya sebagai guru pembimbing dan konselor di sekolah semata, tetapi bersamaan dengan tugas - tugas tersebut seorang guru pembimbing juga dituntut berperan sebagai seorang " administrator " , dan mungkin sebagian dari bapak / ibu guru BK dibebani juga oleh tugas - tugas dan tanggungjawab  lain dalam kegiatan - kegiatan di sekolah.
            Dalam menjalankan tugasnya, salah satu permasalahan utama dari seorang guru BK / Konselor di sekolah  adalah masalah peng_administrasian kegiatan - kegiatan  bimbingan dan konseling. Banyak diantara Bapak / Ibu guru BK / Konselor telah melakukan kegiatan bimbingan dan konseling dengan baik, tetapi kegiatan - kegiatan bimbingan dan konseling tersebut kurang / bahkan tidak  di administrasikan / didokumentasikan  dengan baik dan benar. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor dari luar maupun faktor dari dalam diri guru itu sendiri.       
          Di MTs Al-Khoirot untuk mengatasi itu semua menggunakan aplikasi Data Base Siswa Terintegrasi yaitu sebuah aplikasi yang akan membantu para guru BK / Konselor di sekolah tingkat MTs untuk dapat meng_administrasikan kegiatan bimbingan dan konseling secara baik, terintegrasi dan berbasis IT.
           
             Aplikasi ini berbasis Microsof Office Acces, sangat mudah digunakan termasuk bagi yang tidak mahir dalam menggunakan komputer. Ms Acces dipilih karena sesuai dengan fungsinya yaitu software khusus untuk mengelola data dan tentunya software ini sudah terbukti handal.
.
                    
              Kelebihan aplikasi Data Base ini antara lain :
  1. Berbasis komputer
  2. Memiliki tampilan yang menarik
  3. Mudah digunakan
  4. Lebih efektif dan efisien
  5. Semua administrasi BK sudah terintegrasi dalam satu aplikasi
  6. Di buat oleh guru BK sehingga sesuai dengan kebutuhan dari seorang guru BK
  7. Format - format dalam aplikasi sudah disesuaikan dengan format standar.
  8. Hemat kertas karena tidak semua administrasi BK harus dicetak, hanya sesuai dengan kebutuhan
  9. Dapat di update setiap saat
  10. Aplikasi berlaku untuk selamanya, tidak ada batas waktu pemakaian.
  11. Apabila ada masalah dengan aplikasi ini, dapat langsung berkonsultasi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
  12. Disediakan tutorial dan contoh pengisian data.
  13. Aplikasi ini dapat dipergunakan oleh semua bapak / ibu guru BK dalam satu sekolah.


              Aplikasi ini berisi kelengkapan administrasi Bimbingan Konseling, meliputi :
  1. Kartu Pribadi Siswa ( 8 kelas paralel untuk setiap tingkatan kelas ) sebagai pengganti Buku Pribadi, karena semua yang terdapat di buku pribadi sudah tercantum dalam kartu pribadi. 
  2. Daftar Siswa Asuh
  3. Catatan Konseling Individu ( Pribadi )
  4. Catatan Konseling Kelompok
  5. Catatan Bimbingan Kelompok
  6. Catatan Bimbingan Klasikal
  7. Catatan Home Visit ( surat tugas, laporan Home Visit, Rekap Home Visit )
  8. Catatan Undangan / panggilan orang tua / Wali ( undangan, rekap undangan)
  9. Catatan Konsultasi Orang Tua / Wali
  10. Catatan Anekdot
  11. Catatan Kasus
  12. Catatan Referal ( Satkung, surat Referal )
  13. Daftar Siswa Miskin
  14. Daftar Penerima Bea Siswa
  15. Catatan Siswa Terlambat ( surat ijin masuk kelas, rekap Siswa terlambat )
  16. Catatan Ijin Siswa ( Surat ijin meninggalkan kelas / sekolah, rekap )
  17. Daftar Absen
  18. Peminatan
  19. Nilai Raport
  20. Program Harian
  21. Jurnal Kegiatan Harian
  22. Laporan Dinas Luar
  23. Data Penerima Bantuan Sekolah
  24. Konferensi Kasus
  25. Mutasi Siswa
  26. Alumni
 

Tuesday 23 August 2016

REMAJA DAN PERMASALAHANNYA


I.  Pendahuluan
Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari
mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia tersebut, salah satu yang paling penting dan paling menjadi pusat perhatian adalah masa remaja. Para orang tua, pendidik dan para tenaga profesional lainnya mencoba untuk menerangkan dan melakukan pendekatan yang efektif untuk menangani para remaja ini. Lalu ada apakah di masa remaja ini? Seberapa besarkah pentingnya untuk menangani masa remaja dan seberapa besar pengaruhnya untuk kehidupan dimasa depan individu tersebut? Masa remaja yang dimaksudkan merupakan periode transisi antara masa anakanak dan masa dewasa. Batasan usianya tidak ditentukan dengan jelas, sehingga banyak ahli yang berbeda dalam penentuan rentang usianya. Namun, secara umum dapat dikatakan bahwa masa remaja berawal dari usia 12 sampai dengan akhir usia belasan ketika pertumbuhan fisik hampir lengkap. Salah satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remajaterbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal dimulai pada saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 17 tahun, sedangkan masa remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai dengan 18 tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum.
Banyaknya permasalahan dan krisis yang terjadi pada masa remaja ini menjadikan banyak ahli dalam bidang psikologi perkembangan menyebutnya sebagai masa krisis. Pada masa ini perubahan terjadi sangat drastis dan mengakibatkan terjadinya kondisi yang serba tanggung dan diwarnai oleh kondisi psikis yang belum mantap, selain dari pada itu periode ini pun dinilai sangat penting bahkan Erik Erikson (1998) menyatakan bahwa seluruh masa depan individu sangat tergantung pada penyelesaian krisis pada masa ini.
II.     Karakteristik Masa Remaja
Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki karakterisitik
yang khas jika dibanding dengan periode-periode perkembangan lainnya. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
a.      Masa remaja adalah periode yang penting
Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan minta yang baru.
b.      Masa remaja adalah masa peralihan
Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanakkanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengani peran yang dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya.
c.       Masa remaja adalah periode perubahan
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu, (1) peningkatan emosionalitas, (2) perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual, (3) perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru, (4) karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan (5) kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang terjadi.
d.      Masa remaja adalah usia bermasalah
Pada periode ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik bagi anak laki-laki maupun perempuan. Hal ini disebabkan oleh dua lasan yaitu : pertama, pada saat anak-anak paling tidak sebagian masalah diselesaikan oleh orang tua atau guru, sedangkan sekarang individu dituntut untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Kedua, karena mereka dituntut untuk mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru, sehingga menimbulkan kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
e.       Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status, seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain.
f.        Masa remaja adalah usia yang ditakutkan
Masa remaja ini seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan. Gambaran-gambaran negatif yang ada dibenak masyarakat mengenai perilaku remaja mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat para remaja itu sendiri merasa takut untuk menjalankan perannya dan enggan meminta bantuan orang tua atau pun guru untuk memecahkan masalahnya.
g.      Masa remaja adalah masa yang tidak realistis
Remaja memiliki kecenderungan untuk melihat hidup secara kurang realistis, mereka memandang dirinya dan orang lain sebagaimana mereka inginkan dan bukannya sebagai dia sendiri. Hal ini terutama terlihat pada aspirasinya, aspiriasi yang tidak realitis ini tidak sekedar untuk dirinya sendiri namun bagi keluarga, teman. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan semakin marah dan kecewa apabila aspirasi tersebut tidak dapat mereka capai.
h.      Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa
Pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara hukum, mereka merasa cemas dengan stereotype remaja dan menciptakan impresi bahwa mereka mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa sringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk memperhatikan perilaku atau simbol yang berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum, menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual.
III. Tugas Perkembangan Masa Remaja
Semua tugas-tugas perkembangan masa remaja terfokus pada bagaimana melalui sikap dan pola perilaku kanak-kanak dan mempersipakan sikap dan perilaku orang dewasa. Rincian tugas-tugas pada masa remaja ini adalah sebagai berikut :
1. Mencapai relasi yang lebih matang dengan teman seusia dari kedua jenis kelamin
2. Mencapai peran sosial feminin atau maskulin
3. Menerima fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif
4. Meminta, menerima dan mencapai perilaku bertanggung jawab secara sosial
5. Mencapai kemandirian secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
6. Mempersiapkan untuk karir ekonomi
7. Memperiapkan untuk menikah dan berkeluarga
8. Memperoleh suatu set nilai dan sistem etis untuk mengarahkan perilaku.
IV. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Masa Remaja
A.    Perubahan Fisik Masa Remaja
·         Tinggi badan 
       Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi dewasanya pada usia 17/18 tahun dan bagi anak laki-         laki satu tahun lebih dari usia tersebut.
·         Berat badan 
       Perubahan berat tubuh seiring dengan waktu sama dengan perubahan tinggi badan, hanya saja             sekarang lebih menyebar ke seluruh tubuh.
·         Proporsi tubuh 
       Berbagai bagian tubuh secara bertahap mencapai proporsinya. Misal: badan lebih lebar dan lebih         kuat.
·        Organ seksual
       Pada laki-laki dan perempuan organ seksual mencapai ukuran dewasa pada periode remaja akhir,         namun fungsinya belum matang sampai dengan beberapa tahun kemudian
·         Karakteristik sex sekunder
             Karakteristik sek sekunder utama mengalami perkembangan pada level dewasa pada periode               remaja akhir.
B.    Emosionalitas Masa Remaja
Selain terjadi perubahan fisik yang sangat mencolok, juga terjadi perubahan dalam emosionalitas remaja yang cukup mengemuka, sehingga ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari perubahan pada aspek emosionalitas ini. Masa ini disebut sebagai masa “storm and stres”, dimana terjadi peningkatan ketegangan emosional yang dihasilkan dari perubahan fisik dan hormonal. Pada masa ini emosi seringkali sangat intens, tidak terkontrol dan nampak irrasional, secara umum terdapat peningkatan perilaku emosional pada setiap usia yang dilalui. Misalnya, pada usia 14 tahun, remaja menjadi mudah marah, mudah gembira, dan meledak secara emosional, sedangkan pada usia 16 tahun terjadi kebalikannya mereka mengatakan tidak terlalu merasa khawatir. Hal yang paling membuat remaja marah adalah apabila mereka diperlakukan seperti anak-anak atau pada saat merasa diperlakukan tidak adil. Ekspresi kemarahannya mungkin berupa mendongkol, menolak untuk bicara, atau mengkritik secara keras. Hal yang juga cukup mengemuka yaittu pada masa ini remaja lebih iri hati terhadap mereka yang memiliki materi lebih.
C.    Perubahan Sosial pada Masa Remaja
      Salah satu tugas perkembangan yang paling sulit pada masa remaja adalah penyesuaian sosial. Penyesuaian ini harus dilakukan terhadap jenis kelamin yang berlainana dalam suatu relasi yang sebelumnya tidak pernah ada dan terhadap orang dewasa diluar keluarga dan lingkungan sekolah. Pada masa ini remaja paling banyak menghabiskan waktu mereka di luar rumah bersama dengan teman sebaya mereka, sehingga bisa difahami apabila teman sebaya sangat berpengaruh terhadap sikap, cara bicara, minat, penampilan, dan perilaku remaja.
Perubahan dalam perilaku sosial terlihat dengan adanya perubahan dalam Sikap dan perilaku dalam relasi heteroseksual, mereka yang tadinya tidak menyukai keterlibatan lawan jenis menjadi menyukai pertemanan dengan lawan jenis. Secara umum dapat dikatakan bahwa minat terhadap lawan jenis meningkat. Selain itu, perubahan sosial yang terjadi dengan adanya nilai-nilai baru dalam memilih teman, dimana sekarang remaja lebih memilih yang memiliki minat dan nilai-nilai yang sama, bisa memahami dan membuat merasa aman, dapat dipercaya dan bisa diskusi mengenai hal-hal yang tidak bisa dibicarakan dengan guru atau orang tua. Pada masa ini pun remaja memiliki keinginan untuk tampil sebagai seorang yang populer dan disukai oleh lingkungannya.
V.    Minat-minat pada Masa Remaja
Pada masa remaja terdapat minat-minat pada bidang kegiatan tertentu yang sangat beragam. Hal ini tergantung pada jenis kelamin, kecerdasan, lingkungan tempat tinggal mereka, kesempatan yang dimiliki untuk mengembangkan minat, apa yang diminati teman sebayanya, status dalam kelompok sosial, kemampuan bawaan, minat keluarganya dan beberapa faktor lainnya. Secara umum minat-minat remaja ini dapat dikategorikan menjadi :
1.      Minat Rekreasi
Pada masa ini sudah muncul minat rekresi seperti halnya orang dewasa. Banyaknya hegiatan dan tuntutan baik di sekolah maupun dirumah dirasakan penting memiliki sarana rekreasi bagi remaja, Misalnya : permainan dan olah raga, santai, traveling, hobi, menari, membaca, film, radio, televisi dan melamun.
2.      Minat Sosial
Perkembangan minat sosial tergantung pada kesempatan yang dimiliki remaja untuk mengembangkan minta ini dan sebagian tergantung seberapa populer dia di dalam kelompok sebayanya.
3.      Minat Pribadi
Minat pada dirinya sendiri merupakan minat terkuat pada masa remaja, hal ini disebabkan karena mereka menyedari bahwa penerimaan dari sosial dipengaruhi oleh penampilan umum mereka, misalnya : penampilan, pakaian, prestasi, kemandirian, dan uang yang merupakan simbol status.\
4.      Minat terhadap Pendidikan
Pada remaja awal biasanya memberikan kritik atas sekolah secara umum dan mengenai larangan, PR, kursus yang dibutuhkan, makanan di kantin dan mekanisme belajar di sekolah. Mereka kritis terhadap guru dan cara mereka mengajar. Pada remaja akhir sikap terhadap pendidikan lebih banyak dipengaruhi oleh minat pekerjaannya.
5.      Minat terhadap pekerjaan
Pada masa ini anak laki-laki maupun perempuan mulai untuk memikirkan secara lebih serius tentang masa depan mereka. Anak laki-laki lebih perhatian terhadap pekerjaan di masa depan dibanding anak perempuan. Anak laki-laki lebih menginginkan pekerjaan yang mewah, menarik dan memiliki gengsi yang tinggi, sedangkan anak perempuan lebih memilih pekerjaan yang lebih aman dan tidak menyita waktu.
6.      Minat religious
Para remaja sekarang ini tertarik pada agama dan merasa bahwa hal tersebut memiliki peran yang penting dalam kehidupan mereka.
7.      Minat dalam simbol status
Pada masa remaja simbol status memiliki empat fungsi penting yaitu : mengatakan pada orang lain bahwa mereka memiliki status sosioekonomi yang lebih tinggi dari yang lain, remaja yang superior dinilai memiliki prestasi oleh kelompoknya, remaja diterima oleh kelompoknya karena kesamanan tampilan dan tindakan, dan remaja memiliki status yang mendekati dewasa.
VI. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap remaja terhadap pendidikan
Menurut Hurlock (1980), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sikap remaja terhadap pendidikan, yaitu :
a.   Sikap teman sebaya, apakah mereka berorientasi untuk melanjutkan kuliah atau berorientasi kerja.
b.    Sikap orang tua, apakah orang tua menialai bahwa sekolah merupakan sarana peningkatan status sosialnya atau hanya sekedar tuntutan untuk menyekolahkan saja.
c.      Tingkatan, yang menunjukkan kesuksesan atau kegagalan remaja secara akademis.
d.      Relevansi atau nilai praktis dari bermacam-macam pelajaran.
e.       Sikap terhadap guru, pegawai administrasi, kebijakan-kebijakan akademik dan disiplin.
f.        Sukses dalam kegiatan ekstrakurikuler
g.      Derajat penerimaan sosial oleh teman sekelasnya.

KESULITAN BELAJAR SISWA

A.      Memahami Arti Kesulitan Belajar ( Learning Disorders )
Setiap anak adalah unik. Dikatakan unik karena mereka tidaklah sama. Ada anak yang cepat menangkap respons dari luar, tetapi tidak sedikit juga yang lambat. Mereka memiliki alur perkembangan yang berbeda satu sama lain. Inilah yang dinamakan proses keseimbangan kehidupan. Karena itu pula kita sering mendengar para orangtua mengeluhkan anaknya yang mengalami kesulitan dalam belajar. Meskipun memang tidak sedikit anak yang lancar-lancar saja saat menuntut ilmu. Pertanyaannya adalah mengapa mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Rasanya sulit sekali mencerna apa yang diterangkan guru. Jangankan yang dipelajari kemarin, yang baru diberikan saja sudah menguap sebelum sempat ‘mengendap’ di kepala.
Kesulitan belajar pada anak sangat erat kaitannya dengan pencapaian hasil akademik juga aktivitas sehari-hari. Karena itu, tak jarang para orangtua begitu mengkhawatirkan masalah ini. Marilah kita pahami mengapa semua itu biasa terjadi.
 1.    Makna Kesulitan Belajar ( Learning Disability )
Kesulitan belajar terdiri dari dua kata, yaitu kesulitan dan belajar. Seseorang dikatakan telah belajar  apabila pada dirinya terjadi perubahan tertentu. Dengan kata lain, belajar merupakan suatu  perubahan tingkah laku pada diri seseorang melalui suatu proses tertentu. Namun demikian, tidak  semua perubahan tingkah laku itu disebabkan oleh hasil belajar, tetapi juga disebabkan oleh proses  alamiah atau keadaan sementara pada diri seseorang. Sedangkan kesulitan berarti kesukaran, kesusahan, keadaan atau sesuatu yang sulit. Kesulitan merupakan suatu kondisi yang memiliki gangguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman penggunaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau menghitung.
Selain itu kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang ditetapkan, baik berbentuk sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil belajar. Dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan beragam gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis dan berhitung karena faktor internal individu itu sendiri, yaitu disfungsi minimal otak. Kesulitan belajar bukan disebabkan oleh faktor eksternal berupa lingkungan, sosial, budaya, fasilitas belajar dan lain-lain.
Oleh karena itulah anak yang mengalami kesulitan belajar, akan sukar dalam menyerap materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga ia akan malas dalam belajar. Selain itu anak tidak dapat menguasai materi, bahkan menghindari pelajaran, mengabaikan tugas-tugas yang diberikan guru, sehingga terjadi penurunan nilai belajar dan prestasi belajar menjadi rendah.

2.    Macam-macam Kesulitan Belajar
a.    Dilihat dari jenis kesulitan belajar
-       Ada yang berat
-       Ada yang sedang
b.    Dilihat dari bidang studi yang dipelajari
-       Ada yang sebagian bidang studi
-       Ada yang keseluruhan bidang studi
c.    Dilihat dari sifat kesulitannya
-       Ada yang sifatnya permanen atau tetap
-       Ada yang sifatnya hanya sementara
d.   Dilihat dari segi faktor penyebabnya
-       Ada yang karena faktor inteligensi
-       Ada yang karena faktor non inteligensi

 3.    Faktor Penyebab Kesulitan Belajar 
Fenomena kesulitan belajar seorang anak biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) anak seperti kesukaan berteriak didalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah dan gemar membolos.
      Pada dasarnya seorang anak memilki masalah besar yang tampak jelas dimata orang tua dalam kehidupannya :
a.    Out of Law (tidak taat aturan), seperti susah belajar, susah menjalankan perintah dan sebagainya.
b.    Bad Habit (kebiasaan jelek) misalnya, suka jajan, merengek, suka ngambek dan lain-lain.
c.    Maladjustmen (penyimpangan perilaku)
d.    Pause playing Delay (Masa bermain yang tertunda)
Penting untuk diingat adalah bahwa faktor utama yang memengaruhi kesulitan belajar pada anak adalah berasal dari dalam diri anak sendiri (internal). Anak mengalami gangguan secara internal seperti gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH).
Ciri-ciri anak yang sulit memusatkan perhatian biasanya ceroboh, sulit berkonsentrasi, seperti tidak mendengarkan bila diajak bicara, gagal menyelesaikan tugas, sulit mengatur aktivitas, mengindari tugas yang memerlukan pemikiran, kehilangan barang-barang, perhatian mudah teralih dan pelupa. Anak tidak mampu untuk berkonsentrasi pada satu pekerjaan tertentu (gangguan atensi). Untuk apa ia melakukan pekerjaan itu juga tidak dipahami. Oleh karena itu, untuk anak usia sekolah, saat menyimak pelajaran yang diberikan guru, anak dengan gangguan pemusatan perhatian tidak dapat mengerti apa yang diterangkan gurunya.
Gangguan pemusatan perhatian ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu adanya kelainan anatomis terutama pada otak besar bagian depan (lobus frontalis); gangguan neurotransmiter meliputi neurotransmiter noradrenergik/norepinefrin, dopamine, serotonin sebagai akibat dari penggunaan berbagai obat kimia; faktor genetik seperti saudara kandung; adanya kelainan fungsi inhibisi perilaku dan control diri; efek dari adanya infeksi bakteri, cacingan, keracunan logam dan zat berbahaya (Pb, CO,Hg), gangguan metabolisme, gangguan endoktrin, diabetes dan gangguan pada otak; penyakit keturunan; gangguan integrasi sensorik dan perspesi; gaya hidup yang tidak sehat seperti mengonsumsi minuman berkafein yang berlebihan (kopi, the, cokelat, cola dsb), pola makan dengan gizi tak seimbang serta kuantitas dan kualitas tidur yang kurang memadai; pola kehidupan yang kurang disiplin.
Sedangkan ciri-ciri dari hiperaktivitas adalah terus-menerus bergerak, memainkan jari atau kaki saat duduk, sulit duduk diam dalam waktu yang lama, berlarian atau memanjat secara berlebihan yang tidak sesuai dengan situasi atau berbicara berlebihan, impulsivitas dalam perilaku yang berlangsung menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan, sulit menunggu giliran dan senang menginterupsi atau menggangu orang lain.
Perlu diingat bahwa gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas bukanlah merupakan suatu penyakit. Hanya sebagai gejala dari sesuatu. Sama halnya dengan pusing. Pusing bukanlah termasuk jenis penyakit, tetapi sebagai gejala dari penyakit. Pusing bisa merupakan gejala influenza. Juga bisa disebabkan terlambat makan, tekanan darah yang terlalu tinggi atau rendah. Atau, bahkan bisa merupakan gejala tumor otak. Memberikan satu obat yang sama untuk semua gejala pusing, jelas tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan dapat memperburuk kondisi pasien.
Begitu juga dengan gangguan pemusatan perhatian. Tidaklah tepat bila memberikan obat atau pendekatan yang sama kepada semua anak yang mengalami GPPH tanpa memahami terlebih dahulu penyakit atau gangguan yang melatarbelakanginya